- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Supervisi SMAN 3 Sungai Kakap, Kubu Raya Kalbar 2016 |
Multigrade teaching adalah istilah yang jika di-Indonesiakan menjadi 'pengajaran kelas
rangkap', merupakan metode pengajaran dengan mengacu pada situasi di mana guru
harus mengambil tanggung jawab untuk mengajar murid di lebih dari satu
kurikulum kelas dalam jangka waktu yang ditentukan. Sekolah yang menyelenggarakan kelas rangkap umumnya
karena menghadapi berbagai kendala keterbatasan sumber daya dan sarana.
Keterbatasan tersebut mencakup keberadaan sekolah yang mengalami kekurangan
jumlah Guru, jumlah murid dalam satuan Pendidikan yang sedikit, dan sarana serta
prasarana penunjang yang tidak memadai. Pelaksanaan multigrade teaching penting
diselenggarakan sebab sekolah dengan kondisi keterbatasan seperti diuraikan di
atas tidak bisa menjalankan pembelajaran secara normal.
1. Kelas rangkap telah diselenggarakan sejak 2018, dengan
pelaksanaan tahun pertama untuk 8 (delapan) sekolah sebagai pilot project.
2. Pelaksanaan kelas rangkap dilhami oleh situasi di mana beberapa
daerah di Kabupaten Probolinggo, dari total 24 kecamatan memiliki kondisi geografis
yang bervariasi—daerah terisolir dan sebagainya, sehingga banyak sekolah tidak
memiliki siswa yang memadai.
3. Dengan situasi tersebut, pemerintah daerah dihadapkan pada
masalah pelik sebab anak-anak di daerah-daerah tersebut wajib diberikan pelayanan
Pendidikan secara layak, seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya. Dengan
kondisi di mana Guru juga sangat kurang, jumlah siswa sedikit, dan pemda menghadapi
tuntutan harus memberikan layanan dasar Pendidikan, maka tercetus gagasan
tentang sekolah rangkap.
4. Kebijakan kelas rangkap kemudian diselenggarakan khusus
untuk delapan sekolah di sekitar Gunung Bromo lebih tepatnya di kecamatan Sukapura
sebagai pilot project.
5. Kelas rangkap dilaksanakan dengan pembelajan rangkap untuk kelas
1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6, yang masing-masing menjadi satu kelas. Dengan demikian,
di sekolah dasar yang menjadi pilot project hanya ada 3 kelas.
6. Tantangan penyelenggaraan kelas rangkap adalah: pertama,
perlunya sekolah melakukan pemetaan dan analisis kompetensi yang similar antara
kelas 1-2,3-4 yang bisa diajarkan secara bersamaan. Proses pemetaan ini tentu
saja tidak mudah sebab Guru perlu memahami detail kurikulum dan
pengetahuan terhadap materi dalam kelas yang berbeda. Kurikulum perlu dirancang
dengan mengelompokkan tema-tema yang sama, meskipun kompetensi yang ingin capai
bisa saja berbeda. Kedua, tantangan berikutnya ada pada kompetensi Guru. Dalam kelas
rangkap, dibutuhkan kompetensi guru khusus untuk melaksanakan pembelajaran,
apalagi berbasis tematik. Ini menjadi tantangan sendiri sebab pemda khususnya
dinas Pendidikan dihadapkan pada regulasi (PP 49 2018) tentang manajemen PPPK,
yang dilarang mengangkat pegawai Non ASN sehingga tidak mudah bagi pemda
melakukan rekrutmen Guru yang dibutuhkan.
7. Menurut Kadis, kelas rangkap pada awalnya mendapatkan
resistensi dari beberapa pihak, termasuk dari unsur Guru. Resistensi ini tentu
saja sangat normal sebab penyelenggaraan kelas rangkap membutuhkan effort
yang luar biasa dan harus dilakukan oleh Guru yang memang memiliki kompetensi
luar biasa. Bagi Guru yang belum memiliki kesadaran, kelas rangkap dianggap menjadi
beban. Tapi dengan berbagai pendekatan
termasuk membangun kesadaran guru akan pentingnya menjalankan tanggungjawab
moral untuk membangun kualitas generasi bangsa, pada akhirnya masalah ini dapat
terselesaikan.
8. Untuk menyelenggarakan kelas rangkap, pemda menyelenggarakan pelatihan
khusus untuk Guru yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Tim Inovasi.
9. Dalam prosesnya, menurut penuturan Fathur Rozi kelas rangkap
berjalan dengan lancar, Guru memiliki semangat baru, dan siswa merasakan kenyamanan
dalam pembelajaran di mana suasana kelas menjadi lebih hidup
10. Di sisi lain, penyelenggaraan kelas rangkap ini pada akhirnya
mendapatkan sambutan positif dari orang tua. Dukungan orang tua dalam
pelaksanaan kebijakan kelas rangkap ini tentu saja menambah amunisi untuk
kelancaran program ini.
Sejak dilaksanakannya kelas rangkap, selain penyelenggaraan Pendidikan
lebih efisien dan efektif karena jumlah guru tidak perlu terlalu banyak,
tingkat partisipasi siswa meningkat dan sebaliknya tingkat Drop Out
menurun. Saat ini kelas rangkap telah diberlakukan untuk 106 sekolah dari
sebelumnya hanya 8 pilot project.
Baca juga:
Comments
Makasih infonya, jadi bisa nambah wawasan ttg dunia pendidikan.
ReplyDeleteSama2 mas. Terimakasih sudah mengunjungi blog saya
ReplyDelete