- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Oleh Fatkhuri
Membaca berita tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merangkak naik di triwulan ke-2 tahun ini hari ini, saya termasuk yang ikut senang. Pertumbuhan ekonomi yang saat ini berada di angka 7% year on year (yoy) tentu menjadi kabar baik di tengah situasi ekonomi bangsa yang sedang terpuruk akibat pandemi. Akibat COVID-19 yang belum juga mereda, situasi ekonomi Indonesia sempat terkontraksi sampai pada titik yang mengkawatirkan, terakhir berdasarkan laporan BPS pada triwulan I masih berada di level 0,74%. Kondisi ekonomi Indonesia memang sangat terpuruk sejak diberlakukan PSBB dan terakhir PPKM. Tidak mudah bagi pemerintah menyelesaikan masalah dalam situasi pandemi seperti saat ini. Sector kesehatan dan ekonomi adalah dua aspek yang sama-sama penting, tidak bisa mengunggulkan salah satunya. Oleh karena itu, dua masalah ini harus diselesaikan secara simultan.
Baca juga: Menakar Ketimpangan Desa dan Kota
Kembali
ke isu pertumbuhan ekonomi, apa makna kenaikan yang memperlihatkan laju positif
pertumbuhan ekonomi tersebut bagi kita? Laju pertumbuhan ekonomi yang menyentuh
level 7% memperlihatkan kondisi ekonomi negara ini kembali bergeliat. Di tengah
usaha keras pemerintah untuk menahan laju penularan COVID-19 dengan
pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa dan Bali dalam satu bulan terakhir, nyatanya
tidak menjadi batu sandungan bagi masyarakat untuk terus bergerak maju.
Kenaikan tersebut menunjukkan aktifitas ekonomi mulai kembali pulih, dan kenaikan
ini tentunya juga ditopang oleh kontribusi banyak sektor, selain konsumsi
masyarakat, juga insentif pajak yang diperpanjang sampai akhir tahun 2021
(contohnya insentif pajak PPh final usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)), pengeluaran
pemerintah yang terus bertambah untuk mendukung kebijakan bantuan sosial bagi
masyarakat seperti bansos tunai dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang diberikan
kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan sebagainya.
Kita
sangat berharap angka penularan COVID-19 ini bisa segera berakhir. Untuk mendorong
hal tersebut, program vaksinasi harus terus digencarkan, sembari terus melakukan
pelacakan dan pengetesan secara masif dan intensif bagi masyarakat yang pernah
melakukan kontak dekat dengan pasien positif COVID-19. Di luar itu, penerapan 3
M juga harus terus digalakkan karena masyarakat sudah mulai abai terhadap
penerapan prokes. Jika upaya tersebut dapat diterapkan dengan baik, tidak lama
lagi pintu ekonomi bisa kembali dibuka dengan leluasa untuk masyarakat yang
pada gilirannya bisa menciptakan economic rebound dalam waktu yang tidak
terlalu lama. Semoga!
Comments
Seperti tulisan anda ttg Menakar Kehidupan Desa dan Kota, hemat saya kondisi perekonomian kita cukup bisa bertahan ditengah pandemi covid-19. Disatu sisi karena rekayasa2 sosial dan ekonomi yg diterapkan pemerintah, disisi lain masyarakat kita khususnya yg berada di pedesaan sudah siap terhadap fenomena perubahan yg terjadi. Masyarakat adaptif dengan cepat. Tentunya adaptasi masyarakat dg teknologi informasi dan sistem sosial yg baru.
ReplyDeleteThe last, semoga pandemi covid-19 ini segera berlalu. Amiiin.
Good points bro. Terimakasih atas insight nya. Amiin
ReplyDelete