Menyambut Harlah APIK-02 Yang ke-11




Ditulis: Fatkhuri

 

Organisasi, terlepas dari besar dan kecilnya institusi tersebut merupakan alat untuk mewujudkan perubahan. Hampir tidak ada sebuah perubahan tanpa peran organisasi sebagai sebuah ikatan yang menyatukan para anggotanya untuk menuju cita-cita yang ditetapkan. 

Asosiasi Perantau Cibuyur Kranding 02 (APIK-02) adalah organisasi kecil yang notabene sebagai paguyuban untuk para perantau dari Dusun Kranding 02, Desa Cibuyur Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Nama APIK diambil dari bahasa jawa yang secara istilah bermakna "baik". Kata "baik" disematkan pada organisasi ini dengan visi untuk menebarkan kebaikan kepada sesama. Eksistensi APIK dengan demikian diharapkan menjadi katalisator kebaikan bagi kehidupan.


Santunan Dhuafa, 27 Agustus 2011 (bertepatan Idul Fitri)



APIK didirikan tanggal 13 September 2010, namun inisiatif membentuk organisasi ini sudah dimulai sejak bulan Juni 2010. Saat awal berdiri, organisasi ini cukup mendapatkan sambutan yang meriah dari para perantau. Lahirnya APIK seolah menjawab dahaga kumpul-kumpul yang selama puluhan tahun tidak atau jarang pernah terjadi. Hadirnya APIK02 disambut gegap gempita sehingga saat deklarasinya jumlah yang hadir di Masjid Baitul Muttaqien (pertemuan pertama) berjumlah ratusan, ditambah antusiasme masyarakat yang saat itu turut menyaksikan.

Kegiatan (rapat perdana) di Jakarta, 5 Desember 2010

 


Insiatif mendirikan Paguyuban Perantau merupakan gagasan saya sendiri. Setelah mengamati betapa jumlah perantau sebenarnya cukup banyak, dan pentingnya mereka untuk dihimpun sebagai aset berharga untuk mendorong perubahan, saya coba komunikasikan gagasan mendirikan paguyuban kepada mas Muhammad Ali dan mas Zaenudin. Mereka menyambut positif gagasan tersebut dan tidak lama wacana mendirikan organsiasi perantau menjadi bahan perbincangan para perantau dan rata-rata mereka memberikan dukungan. Singkat cerita, kita bertiga yang kemudian disepakati oleh para perantau saat deklarasi untuk menjadi pengurus, dengan saya sendiri terpilih menjadi Ketua, mas Muhammad Ali Mustafa sebagai Penasehat dan mas Zaenudin sebagai Sekretaris pada periode pertama (2010-2016).

 


Kegiatan Khitan Massal, 22 Agustus 2012


Sebagaimana diuraikan di atas, berdirinya APIK tidak lepas dari situasi kekosongan organisasi di wilayah Cibuyur Kranding 02 terutama untuk perantau dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah lebih dari satu dasa warsa (10 tahun) perantau tidak memiliki wadah, di mana sebelumnya ada organisasi yang disebut dengan Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) yang cukup aktif sejak akhir era-90-an, praktis perantau Cibuyur Kranding 02 tidak memiliki sebuah wadah yang cukup representatif sebagai ajang menjalin silaturahmi satu sama lain. Sejak saat itu, para perantau yang berserak di seantero Nusantara tidak pernah memiliki kegiatan kumpul-kumpul untuk bersama-sama memikirkan masa depan Kranding 02. Kalau toh ada kegiatan, sifatnya tersporadis dan hanya bersifat insidental.

 

Berangkat dari situasi kekosongan organisasi serta semangat untuk menjembatani silaturrahmi antar-perantau, maka APIK02 didirikan. Sekali lagi, APIK-02 hadir berangkat dari semangat untuk mewujudkan kerukunan antar-warga terutama kaum perantau yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dan tentunya bukan hanya untuk perantau Jabodetabek semata. Harus disadari bahwa kerukunan adalah modal penting untuk membina persatuan. Oleh karena itu, APIK-02 merupakan wadah yang paling tepat untuk bisa menjembatani kepentingan seluruh masyarakat perantau di manapun berada. Persatuan menjadi tujuan utama karena berbagai macam pertimbangan:

 

Pertama, dengan persatuan perantau diajak untuk bisa saling mengerti, menghargai dan menghormati satu sama lain. Dengan demikian, APIK diharapkan bisa menjadi tempat untuk menyemai benih-benih kerukunan yang muarannya adalah rasa guyub dan saling memiliki sebagai satu keluarga besar yang berasal dari kampung halaman yang sama. 

 

Kedua, Persatuan menjadi krusial sebagai modal dasar (social capital) untuk membangun kepedulian terhadap kampung halaman tercinta. Tanpa kepedulian perantau, saat itu rasanya laju pertumbuhan kampung halaman akan landai (lambat bergerak) ke arah kemajuan. Mengingat perantau jumlahnya cukup besar, maka persatuan menjadi teramat berharga yang menjadi faktor pendorong percepatan laju pertumbuhan dan kemajuan kampung halaman.

 


Pertemuan APIK-02 di Masjid Kubah Emas, Maret 2014


Untuk mencapai persatuan yang dicita-citakan, maka perlu mengajak seluruh komponen untuk bergerak maju. APIK mencoba menjadi wadah untuk mengajak perantau untuk menatap masa depan, bukan untuk melihat masa lalu. Jika saat sebelum lahirnya APIK barangkali perantau hanya memikirkan diri sendiri, maka melalui APIK kita mulai bangkitkan kesadaran pentingnya memikirkan orang lain khususnya yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan. Artinya APIK hadir sebagai sarana untuk memupuk rasa saling peduli, saling menyayangi, dan saling bersimpati sebagai sesama keluarga. Namun demikian, untuk memupuk persatuan dan membangkitkan kesadaran bersama tentu bukan pekerjaan yang mudah. Meskipun kita menyadari untuk memikul beban berat dibutuhkan gotong royong, namun mewujudkan niali-nilai gotong royong butuh usaha yang gigih dan istiqomah. Hal ini karena cara pandang, orientasi, kepentingan dan tujuan hidup masing-masing individu bisa saja berbeda. Kharakteristik yang beragam inilah yang sebenarnya menjadi pekerjaan rumah terberat dalam mengelola organisasi. Itu sebabnya mengelola organisasi betapapun ia kecil jumlah anggotanya, tidak cukup hanya bermodalkan semangat tetapi juga ilmu dan keahlian bagaimana untuk membangkitkan kesadaran publik dan manjaga ritme dan konsistensi untuk terus berada pada cita-cita organisasi.  

Berorganisasi harus diniatkan dengan ikhlas dan kesabaran. Ikhlas karena kita semua yang terlibat tidak mendapatkan imbalan materi. Apa pun yang dikerjakan merupakan investasi untuk akhirat. Oleh karena itu, cara pandang kita untuk berkontribusi dalam sebuah organisasi juga perlu mulai diluruskan sebab apa yang kita berikan untuk organisasi bukanlah tabungan dunia, atau premi yang kita berharap suatu saat ada imbalan yang bisa diterima. Cara pandang seperti ini juga yang tidak mudah kita tanamkan, sehingga untuk terus konsisten dan berkomitmen di sebuah organisasi sosial tentunya membutuhkan kesabaran. Sabar untuk terus memberikan pengertian dan pemahaman sehingga kita yang berada dalam organisasi memiliki kesamaan pandang dan arah. 


Tasyakuran dan Do'a bersama Jelang Tahun Baru 2019 di Villa Pondok Zidane, Depok


Barangkali kondisi itu pula yang menyebabkan tidak banyak yang bisa terus menjaga ritme semangat perjuangan untuk membesarkan organisasi. Di samping karena setiap individu memiliki kesibukan, faktor lain adalah karena kurangnya kesadaran bahwa organisasi juga sebenarnya bisa menjadi rumah bersama untuk menanamkan kebaikan yang bernilai ibadah. Meski begitu, kita tentu harus terus menjaga asa. Asa agar kebersamaan tetap terjaga. Dengan segala keterbatasan yang kita miliki saat ini, perjuangan harus tetap diteruskan. 

Meski perkembangan organisasi ini semakin menyusut dan kegiatan yang kita selenggarakan hanya dalam bentuk arisan, tapi kita tidak bisa menafikan bahwa dalam sejarahnya sejak didirikan APIK sebenarnya telah memberikan andil yang cukup berarti. APIK yang beranggotakan perantau dari beragam latarbelakang seperti pedagang sayur, bubur ayam, bakso, mie ayam, guru, dosen dan profesi lainnya senantiasa menyelenggarakan pertemuan-pertemuan penting tanpa memandang kelas sosial. Pertemuan rutin tatap muka terus diselenggarakan kecuali saat pandemi mewabah dalam dua tahun terakhir. Paling tidak sejak berdirinya, APIK telah mampu memberikan kontribusi bagi banyak pihak meski belum seberapa. Setidaknya di awal-awal kehadirannya sampai sekarang, beberapa kegiatan APIK yang pernah dilaksanakan di antaranya: memberikan sumbangan al qur'an dan rak buku untuk masjid, menyelenggaran santunan kaum dhuafa dan yatim piatu, sunat massal bagi masyarakat, pembangunan infrastruktur seperti: ikut menyumbang dana untuk renovasi masjid, mushola, gerbang masjid, Tempat Pemakaman Umum (TPU), pembangunan jalan, dan program-program keagamaan serta sosial lainnya.

 

Pertemuan APIK-02 di Sukabumi, 16/06/2013


Tidak terasa, kini APIK-02 sudah berumur 11 tahun. Sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat APIK-02 merupakan organisasi kecil dan hidup dari kerjasama dan swadaya para perantau yang jumlahnya juga kian mengecil. Sudah sepatutnya para perantau mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya. Mereka adalah tiang penyangga organisasi ini. Mereka juga merupakan nafas yang mendorong laju paguyuban kecil ini. Atas kesetiaan dan dukungannya yang luar biasa sehingga organsiasi ini masih bisa bertahan meskipun jatuh bangun, ribuan terimakasih sudah selayaknya kita harus ucapkan. Untuk semua perantau atas dedikasi dan loyalitasnya yang tak mengenal lelah berjuang bersama APIK, Insya Allah kebaikan yang telah ditanam akan berbuah pahala dan syurga di hari akhirat nanti. Amiin.

 

Menutup tulisan ini, saya mengucapkan selamat harlah APIK-02 yang ke-11. Harapan saya, semoga APIK-02 senantiasa ada sampai kapan pun dan di mana pun. Jagalah persatuan dan solidaritas antar-perantau yang sudah terbina selama lebih dari satu dasawarsa ini. Dengan jalinan persatuan yang kuat, ke depan insya Allah APIK-02 akan terus bisa memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan bersama. Amiin.

Baca juga:

Pentingnya bersinergi

 

Comments