Silaturahmi dengan Pak SBY

Oleh Fatkhuri

Tulisan ini akan mengulas secara singkat kunjungan saya bersama teman-teman dosen ke rumah Susilo Bambang Yudhohoyono pada hari Jum’at, 10 Januari 2020. Kunjungan ke rumah beliau sebenarnya tanpa ada rencana sebelumnya. Namun alhamdulilah, tak disangka kami bisa silaturahmi dengan Presiden RI ke-6 tersebut untuk satu keperluan penelitian. Mungkin bisa juga disebut sebagai a blessing in disguise. Rencana awal sebenarnya hanya untuk bersilaturrahmi dengan Andi Mallarangeng (AM)/Menteri Pemuda dan Olah Raga Era SBY, dalam rangka wawancara untuk kepentingan riset tentang "cabinet formation" yang sedang kami lakukan, tapi pada akhirnya justru bisa ketemu Mantan Presiden.


Ilustrasi: Dokumentasi Fatkhuri

Singkatnya, ceritanya kami sudah janjian dengan AM kalau Jum’at sore mau wawancara di kediamannya di Cilangkap. Sesampainya di rumah AM, ternyata yang bersangkutan tidak ada di rumah, karena mendadak dipanggil SBY ke Cikeas. Melalui pesan singkatnya AM pun meminta kami untuk menunggu sampai pukul 20.00 Wib, atau bisa menyusulnya ke Cikeas. Setelah menunggu beberapa saat di rumahnya, akhirnya kami bersepakat untuk menyusulnya ke Cikeas karena saat itu hari sudah mulai sore. Kira-kira pukul 17.00 wib kami tiba di kediaman SBY di Puri Cikeas, langsung disambut oleh AM dengan begitu hangatnya. Sebelum wawancara, Kami sempat diperkenalkan oleh AM kepada SBY, sejurus kemudian diantar ke Pendopo, sebuah tempat dengan arstitektur ukiran Jepara seluas 10 x 10 meter yang menjadi ruang serbaguna. Pendopo ini sebenarnya tidak begitu asing bagi publik sebab di Era SBY berkuasa selama 10 tahun, bahkan sampai saat ini tempat tersebut sering digunakan untuk konferensi pers, menerima tamu dalam jumlah besar, tempat pengajian, salat bersama, dan lain-lain. Sebuah pemandangan yang dulu hanya bisa saya nikmati lewat layar kaca, tapi pada akhirnya saya punya kesempatan melihatnya secara langsung. 

Wawancara kami dengan AM memakan waktu kira-kira 2 jam dengan jeda sholat Maghrib di tengahnya. Tidak ada hambatan dalam proses wawancara ini. Wawancara berlangsung dalam suasana yang cukup cair dan informal. AM begitu welcome menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang kami lontarkan. Setelah wawancara kami anggap cukup, AM mengajak kami untuk menghadap SBY sebelum berpamitan. Kami diterima SBY di ruang tamu (dalam rumah). Tempat tersebut cukup luas, dinding ruangan dihiasi dengan beberapa foto SBY dan Ibu Ani. Ruangan berisi meja yang ditata dengan rapi, seperti laiknya ruangan rapat. Ruangan juga dilengkapi dengan lemari besar berisi buku-buku. Sebelum memasuki ruangan sebetulnya kami begitu canggung, karena kita semua tahu bahwa SBY orang yang cukup formal dalam berbagai event. Namun, rasa canggung kami sirna ketika melihat SBY begitu senang menerima kami. SBY menyampaikan terimakasih dapat kunjungan dari kami. Ruang tamu sebagai tempat di mana kami diterima rupanya begitu menyejarah. SBY menceritakan bahwa ruangan tersebut sering dipakai untuk rapat-rapat membahas isu-isu kebangsaan, juga digunakan untuk menyeleksi para calon menteri pasca Pilpres 2004 dan 2009. "Di tempat inilah saya melakukan fit and proper test para calon Menteri di tahun 2004 dan 2009. Di ruangan ini juga saya memutuskan untuk menunjuk pak JK dan pak Boediono sebagai pendamping saya menjelang Pilpres", cerita SBY.  

Itulah sekelumit cerita kunjungan kami ke SBY. Tentu kami mengucapkan terimakasih karena beliau telah menyambut kehadiran kami dengan begitu hangat. SBY yang biasanya hanya bisa saya lihat melalui layar kaca, akhirnya bisa bertatap muka langsung tanpa sebelumnya ada rencana. Teruslah berkarya untuk kemajuan bangsa pak. Terimakasih juga kepada bang Andi Mallarangeng yang telah menyediakan waktunya untuk meladeni wawancara kami, serta bang Andi Arief yang juga turut menyambut kami di kediaman pak SBY.

Comments