- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Sumber Gambar: https://lokadata.id
Ditulis: Fatkhuri
Dunia berubah begitu cepat.
Kompleksitas masalah hadir silih berganti. Pemerintah seringkali mengalami kegamangan
dalam menghadapi perubahan yang penuh dengan ketidakpastian. Inilah era disrupsi
yang menuntut manusia untuk bisa cepat melakukan adaptasi. Tanpa adaptasi yang
baik, kita semua tentu hanya akan menjadi korban dari sebuah perubahan yang
kehadirannya tidak bisa kita hindari.
Bagi pemerintah, disrupsi menjadi
tantangan tersendiri. Dalam konteks perumusan kebijakan misalnya, masalah yang
begitu kompleks di satu sisi, dan tuntutan masyarakat yang semakin terbuka di
sisi yang lain membutuhkan perencanaan yang lebih serius dan terukur untuk
menjawab masalah yang ada. Formulasi kebijakan harus adaptable, berbasis
pada evidences sehingga ada titik temu yang seimbang antara demand
dan supply. Inilah yang disebut
dengan istilah kebijakan berbasis bukti (evidence based policy). Kebijakan
berbasis bukti merupakan sebuah pendekatan yang menitikberatkan pada sebuah
usaha pemanfaatan ilmu pengetahuan (knowledge) melalui hasil penelitian dalam
pembuatan kebijakan. Peran ilmuwan/peneliti dalam konteks ini sangat strategis
untuk membantu pemerintah (policy makers) dari mulai tahapan identifikasi
masalah, menyusun agenda (agenda setting), sampai tahap formulasi dan
pengambilan keputusan. Kehadiran mereka
dalam rangka seperti apa yang disampaikan Davies 'membantu memberikan informasi
keputusan yang baik tentang kebijakan, program dan proyek dengan meletakkan
bukti terbaik yang tersedia dari penelitian di jantung kebijakan (Davies, 2004).
Dengan pendekatan kebijakan berbasis
bukti, masalah klasik yang dihadapi pemerintah di mana kebijakan seringkali
tidak berbasis pada data dan jauh dari pertimbangan-pertimbangan ilmiah bisa
diminimalisir. Jika di masa lalu formulasi kebijakan dibuat dalam situasi miskin
data dan analisa, maka dengan pendekatan kebijakan berbasis bukti hal tersebut
tidak lagi bisa dilakukan. Kebijakan
tidak lagi bisa dirumuskan menggunakan pendekatan seperti yang digambarkan oleh
Thissen dan Walker (2012), berbasis pada firasat dan tebakan (hunches and
guesses), namun mengacu pada hasil riset yang bisa dipertangungjawabkan
secara ilmiah. Begitu pentingnya hasil penelitian dalam formulasi
kebijakan sebab keberadaanya akan memengaruhi kualitas suatu kebijakan. Temuan
penelitian dapat meningkatkan kerangka proses kebijakan melalui perannya dalam membantu
membuka dan merasionalisasi prosedur pembuatan undang-undang, penyelenggaraan,
dan evaluasi kebijakan dan pelaksanaan program pemerintah (Carden:2009). Inilah
makna strategis kebijakan berbasis bukti yang harus menjadi perhatian
pemerintah. Dengan demikian, produk kebijakan yang dihasilkan mampu memberikan jaminan
sebagai instrumen untuk mengatasi masalah public (problem solver), bukan
malah menghadirkan masalah baru bagi masyarakat.
Baca juga: Korupsi dalam Birokrasi dan Strategi Pencegahannya
Comments
Dalam dunia nyata:
ReplyDeleteKatanya Indonesia terbebas dari resesi, ya di atas kertas begitu, perhitungan diambil dari data empiris.
Apakah itu membuktikan realitasnya sesuai dengan angka yang ditampilkan?
Di lapangan, banyak rakyat menderita oleh karena pandemi, lalu angka itu berkualitas karena bisa dibuktikan?
Kalau terbebas dari resesi saya kira untuk saat ini belum. Tapi kondisi ekonomi mulai membaik itu fakta karena ada kontribusi efek kebijakan pelonggaran PPKM, vaksin yg mulai menyasar banyak warga, dll.
ReplyDeleteSoalnya kita sudah sering dibohongi, jadi agak skeptis gitu.
DeleteSyukurlah kalau sudah membaik, supaya kita lekas pulih, ekonomi membaik, supaya kita yang kerja di sektor swasta bisa merasakan kenaikan gaji, 2tahun gak naik gaji rasanya sedih 😂
Hari ini Presiden memberikan instruksi agar biaya PCR bisa diturunkan dalam rentang 450-550rb. Jika ini bisa direalisasi maka akan banyak masyarakat yang bisa mengakses PCR. Ini bisa menjadi jalan mempercepat penanganan COVID-19 dan harapannya tentu pandemi segera berlalu. Semoga tahun 2022 benar2 pulih..
ReplyDelete